• Bahasa

Pemkab Garut Tetapkan Masa Tanggap Darurat Bencana Selama 2 Pekan

16 Jul 2022 Hanapi 620

GARUT, Tarogong Kidul - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menetapkan status masa tanggap darurat bencana selama dua pekan, terhitung sejak tanggal 16 hingga 29 Juli 2022, menyusul terjadinya bencana banjir dan longsor di 14 kecamatan di Kabupaten Garut pada Jum'at malam (15/7/2022).

Hal ini diungkapkan Wabup Garut seusai memimpin Rapat Koordinasi Penanganan Banjir dan Longsor di Kabupaten Garut, di Aula Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jalan Terusan Pahlawan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Sabtu (16/7/2022).

"(Masa tanggap darurat) 2 minggu, langsung 2 minggu ya, setelah itu ada rehab rekon, makanya tadi untuk pengusulan juga kita pisahkan, untuk tanggap darurat berapa untuk rehab rekonnya berapa," ucapnya.



Rapat ini dihadiri pula Bupati Garut, Rudy Gunawan, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Jawa Barat, Dani Ramdan, Kalak BPBD Garut, Satria Budi, Perwakilan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Garut, serta perwakilan kecamatan dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemkab Garut, serta organisasi relawan, PMI dan pramuka.

Wabup menyampaikan, saat ini pihaknya masih mengumpulkan data terkait bencana banjir dan longsor yang ada di Kabupaten Garut ini, baik untuk data yang terdampak maupun kebutuhan pada masa tanggap darurat.

Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Garut sendiri, sementara ini terdapat 32 desa/kelurahan dari 14 kecamatan yang terdampak bencana banjir dan longsor di Kabupaten Garut diantaranya Kecamatan Cikajang, Garut Kota, Tarogong Kidul, Bayongbong, Karangpawitan, Banyuresmi, Cilawu, Cibatu, Banjarwangi, Talegong, Pasirwangi, Tarogong Kaler,  Samarang, dan Kecamatan Cigedug.



Sementara itu, hal-hal yang berhubungan dengan data kerusakan, kerugian dan yang lainnya, hingga saat ini masih dalam perhitungan oleh tim BPBD Garut.

Wabup menginstruksikan kepada para kepala desa maupun RT/RW untuk memberikan data yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan, karena data tersebut nantinya akan menjadi dasar penyaluran bantuan salah satunya cash for work untuk pembersihan rumah warga.

"(Penyalurannya berdasarkan) data dari kecamatan, yang tentu ini adalah data dari desa, RT, RW kemudian juga diverifikasi oleh BPBD," kata dr. Helmi.



Dalam kesempatan ini, Wabup Garut mengkonfirmasi terkait adanya korban meninggal pada bencana longsor yang ada di Kecamatan Cikajang. Ia menyampaikan, bahwa korban tersebut meninggal dunia di Puskesmas setempat, yang sebelumnya sempat dievakuasi oleh tim yang berada di lapangan.

"(Untuk informasi korban meninggal) nah itu informasi terakhir, jadi di Cikajang ini ada mantan kepala desa yang sedang sakit, kemudian entah bagaimana dia lagi di luar ya, kemudian tertimpa longsor," kata dia.

dr. Helmi menyebutkan, karena saat ini Kabupaten Garut dalam masa darurat bencana, maka pihaknya siap menanggung biaya perawatan bagi para penyintas yang terdapat luka karena bencana banjir. Selain evakuasi masyarakat, ia menyampaikan bahwa ada beberapa fasilitas masyarakat yang terdampak bencana banjir di antaranya masjid, toilet, jembatan, dan Mandi Cuci Kakus (MCK).



Terakhir, Wabup Garut menyampaikan bahwa sebelumnya pihaknya telah menyampaikan melalui mitigasi bencana terkait memelihara lingkungan kepada masyarakat. Ia mengajak masyarakat untuk bersama-sama menanggulangi bencana mulai dari mitigasi bencana.

"Mulai daripada mitigasi pencegahan, dan sampai bagaimana kita juga untuk yang sekarang kita sama-samalah, bukan hanya pemerintah, (apalagi) kan kita sekarang ada pentahelix, (jadi) semua terlibat di dalam penanggulangan termasuk penanggulangan bencana ini, " ungkapnya.

Sementara itu, Kalak BPBD Jawa Barat, Dani Ramdan mengatakan saat ini Indonesia khususnya Jawa Barat masih dalam kondisi la nina, dimana kondisi suhu di laut menjadi naik. Ia mengungkapkan, selain di Kabupaten Garut, dampak anomali dari la Nina ini juga terjadi di beberapa wilayah lain di Jawa Barat.



"(Dampak anomali cuaca juga terjadi di) Depok, melaporkan ada terjadi banjir genangan dan kota bekasi, di Kabupaten Bekasi ada satu kecamatan, tapi memang itu rutin terjadi, tetapi ya artinya hujan cukup besar," ucapnya.

Ia memaparkan, bencana kali ini mengalami sedikit kendala karena siaga darurat hidrometeorologi sudah berakhir sehingga posko bencana sudah selesai. Namun, imbuhnya, meskipun begitu saat ini Pusdalops di seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat masih tetap beroperasi sehingga 3 jam sebelum bencana, pihaknya telah memberikan early warning kepada masyarakat.

"(dan) ada peringatan dari BMKG (juga) sudah disebarkan, hanya memang karena beda ya suasana siaga darurat nya, tapi Alhamdulilah di Garut tidak terjadi korban artinya evakuasi masih sesuai prosedur," lanjutnya.



Ia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mengikuti informasi terkait perkiraan cuaca dari BMKG baik melalui stasiun tv, radio, maupun websitenya secara langsung. Untuk La Nina sendiri, lanjutnya, diperkirakan akan masih terjadi selama satu bulan di beberapa wilayah tertentu.

Adapun beberapa kebutuhan mendesak saat ini yang dibutuhkan oleh para penyintas selama masa tanggap darurat bencana adalah obat-obatan, sembako, makanan bayi, air mineral, perlengkapan bayi, diapers bayi, diapers lansia, alat kebersihan, matras/karpet, dan selimut.


www.garutkab.go.id

Dikelola oleh :
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Garut
Jl. Pembangunan No. 181, Garut, 44151
Provinsi Jawa Barat

+62 262 4895000
[email protected]
[email protected]
DiskominfoGRT
DiskominfoGRT