GARUT, Karangpawitan - Sekretaris Daerah
(Sekda) Kabupaten Garut, Nurdin Yana melakukan Ground Breaking atau
Peletakan Batu Pertama dimulainya program Gerakan Bangun dan Cegah
Wilayah Kumuh (Gerbang Cahayaku) Tahun Anggaran 2022 yang difokuskan di
Kampung Cireundeu, RW 05 Desa Tanjungsari, Kecamatan Karangpawitan,
Kabupaten Garut, Rabu (25/5/2022).
Sekda Garut mengatakan,
program ini merupakan bentuk lain dari kepedulian pemerintah kepada
masyarakat khususnya di Kecamatan Karangpawitan. Menurut Nurdin, target
dari program ini adalah rumah tidak layak huni (rutilahu) serta
lingkungan yang kumuh di masyarakat.
"Nah target kita sebenarnya
itu, hanya karena keterbatasan anggaran kita hanya bisa mampu tahun
sekarang aja itu tiga ribu populasi (rutilahu), termasuk juga dari
bankeu (bantuan keuangan) provinsi," ucapnya.
Nurdin
menyebutkan, Desa Tanjungsari belum memiliki Ruang Terbuka Publik (RTP)
dengan penataan rumah yang sangat berdempetan sehingga terkesan sedikit
kumuh. Maka dari itu, melalui Program Gerbang Cahayaku ini diharapkan
dapat memberdayakan lingkungan masyarakat terutama bagi anak-anak agar
bisa memiliki tempat untuk bermain.
“Oleh sebab itu mudah-mudahan
dengan adanya program Gerbang Cahayaku, yang memberikan keberpihakan
kepada masyarakat kita, khususnya anak-anak, mudah-mudahan anak-anak
kita bisa berdaya lah,” lanjutnya.
Ia
menerangkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut akan membangun
beberapa RTP di beberapa titik di Kabupaten Garut yang sebelumnya sudah
dimulai dari sejak tahun 2019 dan 2020.
“Mudah-mudahan ke depan
bisa kita perbanyak seirama dengan mudah-mudahan laju pertumbuhan
ekonomi kita maju, sehingga APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah) kita normal kita insha Allah akan konsentrasikan ke situ,”
ungkapnya.
Sementara
itu, Kepala Bidang Kawasan Permukiman Dinas Perumahan dan Permukiman
(Disperkim) Kabupaten Garut, Asep Robi Nugraha menjelaskan, Gerbang
Cahayaku ini merupakan sebuah program besar dari Disperkim Garut untuk
menata kawasan kumuh di Kabupaten Garut.
“Nah ini merupakan
gerakan penataan kawasan kumuh di bawah luas hektar yaitu 10 hektar,
yang di mana kegiatan ini merupakan kewajiban pemerintah daerah dalam
rangka penataan kawasan kumuh di bawah luasan (wilayah) 10 hektar,”
ucapnya.
Ia
menyebutkan, anggaran untuk kegiatan Gerbang Cahayaku ini adalah
sebesar Rp486.669.200 dengan jumlah keseluruhan total untuk kegiatan ini
adalah sekitar Rp500.000.000 untuk satu lokasi.
Robi
menambahkan, pemilihan Desa Tanjungsari untuk program ini sendiri adalah
berdasarkan perhitungan di mana kawasan kumuh di daerah tersebut sudah
banyak sehingga perlu dilakukan penataan.
“Target penanganan
kawasan kumuh yang akan kita laksanakan di Desa Tanjungsari yang akan
diintervensi ada di RW 05 dengan sekitar target penanganan kawasan kumuh
nanti sekitar 3,82 hektar,” ungkapnya.
Untuk
pelaksanaannya sendiri, imbuh Asep Robi, dilakukan dengan cara
swakelola tipe 4 dari mulai persiapan, pelaksanaan, serta pengawasan
oleh kelompok masyarakat setempat yang bernama Badan Keswadayaan
Masyarakat Paguyuban Warga Desa (BKM PWD) Tanjungsari.
“Nah di
Desa Tanjungsari telah terbentuk Badan Keswadayaan Masyarakat sehingga
pengelolaan kegiatan ini alhamdulillah bisa berkolaborasi dengan
masyarakat langsung dan nanti imbasnya juga untuk masyarakat,” katanya.
Robi
memaparkan, dalam program Gerbang Cahayaku yang akan dilaksanakana di
Desa Tanjungsari ini menggunakan indikator penataan kawasan kumuh 7+1
dengan beberapa rencana pekerjaan seperti Bedah Rumah sebanyak 2 unit,
pembangunan jalan lingkungan, perbaikan drainase lingkungan, sanitasi
air bersih/ Mandi Cuci Kakus (MCK), saluran air bersih, pengelolaan
persampahan, sarana proteksi kebakaran, dan RTP. Ia menegaskan, untuk
tahun ini program Gerbang Cahayaku hanya dilaksanakan di satu lokasi
yaitu Desa Tanjungsari.
Di
tempat yang sama, Kepala Desa Tanjungsari, Yudi Nurjaman menyambut baik
program Gerbang Cahayaku yang dijalankan di desa yang dipimpinnya ini.
Ia menyebutkan, program ini sangat membantu masyarakat desa yang saat
ini berjumlah 6327 jiwa.
“Mudah-mudahan ke depannya dengan adanya
Program Gerbang Cahayaku bisa lebih maju lagi buat ke depannya, tingkat
kekumuhan itu kan udah pasti akan lebih menurun ya, jadi di Desa
Tanjungsari dikatakan sudah tidak ada lagi kekumuhan di wilayah desa
Tanjungsari khususnya,” tandasnya.