GARUT, Tarogong Kidul – Pelatihan Vokasional
Membatik Tingkat Dasar hari kedua yang diselerenggarakan oleh Dewan
Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda ) Garut dan Dinas Koperasi dan
Usaha Kecil Garut (Diskop UKM) Garut di Bukit Alamanda Resort, Kecamatan
Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Selasa (9/3/2021), memasuki kegiatan
praktik membatik.
Kasi (Kepala Seksi) Promosi dan Kemitraan Usaha Koperasi dan Usaha Kecil Mikro pada Diskop UKM Kabupaten Garut, Yadi Arriyadi.
Yadi
berharap pelatihan ini dapat melahirkan wirausaha baru di bidang
kerajinan. Pelatihan ini dihadirkan sebagai upaya untuk melestarikan
warisan leluhur yaitu Batik Garutan, di mana saat ini perajin Batik
Garutan jumlahnya semakin menipis, sehingga perlu dilakukan regenerasi.
Maka dari itu, tidak cukup hanya pelatihan tingkat dasar saja, Yadi
berharap dapat dilaksankan juga pelatihan tingkat lanjutan.
“Jadi
harapan kami dengan Koperasi dan UKM dan tentunya Dekranasda Kabupaten
Garut, pelatihan ini dapat melahirkan wirausaha atau wirausaha pemula
dibidang kriya atau kerajinan membatik. Selain itu, pelatihan ini memang
sebagai salah satu upaya untuk melestarikan kerajinan Batik Garutan
yang merupakan warisan leluhur anak-anak kita di Garut. Karena pada saat
ini pengrajin batik khusunya jumlahnya sudah semakin terbatas dan
kiranya perlu dilakukan regenerasi dari kalangan millenial. Oleh karena
itu sebagian dari peserta pelatihan yang 30 orang ini berasal dari
anak-anak SMK seperti itu,” ungkap Yadi.
Yadi menilai, antusias dari peserta cukup tinggi, terlihat dari peserta yang disiplin mengikuti acara dari awal hingga selesai.
“Kami rasa dalam peserta yang dilaksanakan hari ini peserta antusias, dari hari pertama semenjak pembukaan, dari absensi yang dilihat secara lengkap Alhamdulillah semuanya datang dan dapat mengikuti program pelatihan dari awal sampai dengan selesai,” ungkap Yadi.
Sementara
itu, salah satu peserta bernama Yani (55) mengungkapkan rasa senang,
dan berharap bisa mendapat peluang usaha batik setelah mengikuti
pelatihan ini.
“Ibu sangat senang, menambah pengalaman, menambah
ilmu siapa tau ibu hisa mengerjakannya sendiri di rumah. Harapan
kedepannya ya ingin lebih baik lagi supaya ibu bisa mandiri ikut usaha
jualan batik,” ungkap Yani.
Sedangkan
Karenita (17) peserta perwakilan dari siswa SMK jurusan Tata Boga
menuturkan mengalami kendala dalam pembuatan Batik Garutan karena belum
terbiasa. “Pasti ada kendala, karena saya tidak terlalu punya skill
dalam hal membatik,” pungkasnya.
Untuk menunjang pelatihan ini,
penyelenggara menyediakan peralatan sesuai standar untuk membatik
tingkat dasar, seperti kain untuk membatik, canting, serta kompor gas
untuk menghangatkan malam.